Selasa, 01 Juli 2014

Kisah Sedih Cinta Yang Salah


Mataku sembab dan kepalaku terasa berat . Masih membekas sisa tangisku tadi malam.
“ srek…srek… “ kupaksakan kakiku tuk melangkah . Aku harus segera mandi . Hari ini ada
pelajaran akuntansi . Pelajaran yang tak menggunakan ilmu hafalan ini sering membuatku pusing karena harus menghitung uang yang hanya ada dalam bayangan .

“ Kamu kenapa nduk ? “ Tanya ibu yang heran melihat mataku sembab . Aku hanya diam dan menunduk “ ma’afkan aku bu aku belum siap untuk bercerita tentang masalah ini” gumamku dalam hati . Aku tau ibu pasti mencemaskanku . aku sangat merasa bersalah , tapi aku belum siap mengatakan apa yang terjadi .

*******

Pagi ini ku berangkat terlalu awal . Keheningan masih terasa , aku duduk hanya ditemani sinar mentari pagi . Tatap mataku kosong dan beku . Aku tak sanggup menahan air mata ini . Kenangan indah yang selalu menjadi fatamorgana hariku . janjinya yang terlampau manis membuatku terbang dalam angan . Sa’atku sedang bernostalgia dengan kenangan-kenangan indah itu , aku merasa ada yang memanggilku . Ku menoleh pada asal suara itu , “ ehmmm kamu vir .. “gumamku .

“Ada apa rik , pagi-pagi kok udah nglamun , kesambet cowok ganteng mending tapi kalau sampek kesambet mak lampir itu yang bikin merinding “ xixixixi

“ aku lagi kesambet kabut vir ,, jadi gelaap “aku berusaha tersenyum meski hatiku sesak. Aku rasa belum sa’atnya dia tahu , meski dia sahabatku tapi terkadang aku masih merasa canggung tuk menceritakan apa yang aku alami .

" Kriiiiing …… kriiiiiing…..kriiiiing “ udah bel , masuk yuk vir sebelum mas soher datang dan melayangkan cemetinya “ kami tertawa bersama dan segera masuk ruangan .

Pelajaran pertama hari ini adalah akuntansi . Bu ana datang agak terlambat . Tapi begitu pelajaran dimulai ,otakku mulai memprogram data tentang perusaha’an dagang meski terkadang loading tapi setidaknya aku bisa sedikit menguasai dan menyimpanya dalam memori otakku. Bahkan aku lupa kalau hari ini aku sedang ada masalah . Hari ini aku tak begitu lapar , sehingga kuputuskan untuk tetap di dalam kelas.

“ Uaaaah ,,,,, HHmmm nguantuk banget aku vir ..”gumamku pada vira yang sedang asyik memotong kukunya.

‘semalam begadang ya rik,,, ada apa rik ..? cerita donk !!! “

“Nggak ada apa-apa kok…. “

“ehmmm mata kamu kok sembab ,, udah nggak usah bohong.kaya sama siapa saja .”

Aku berfikir sejenak.Tapi ada baiknya aku cerita ke vira.

“Aku lagi sakit hati vir,,,sebulan yang lalu dia mutusin aku.Ayahnya kan percaya banget sama adat jawa.Katanya aku dan rangga nggak bisa disatuin.Tapi nggak lama setelah itu dia minta balikan meski apapun resikonya dia siap.Aku nggak bisa nolak vir,aku kasih dia kesempatan lagi.aku..”

“ Trus kenapa kamu menangis ??”potong vira sambil menggenggam tanganku.

“ Aku bingung vir,kalau aku mau terus bersama sama dia lulus SMA aku harus mau merid sama dia.Kamu kan tau vir aku masih ingin melanjutkan ke perguruan tinggi ,aku masih ingin membuat ayah dan ibuku bahagia.Tapi aku sayang banget sama rangga vir ..”

“fikirkan semuanya ini baik-baik,jangan sampai kamu menyesal rik..”vira memelukku erat,dia berusaha menguatkanku agar tetap semangat untuk menuntut ilmu.

*******

Hari terus berlalu,waktu terus berjalan.Sudah hampir setahun aku menjalin hubungan dengan rangga.Tapi kebimbangan dalam hatiku masih terus membayang.Aku bingung keputusan apa yang harus ku ambil.Berat rasanya kalau harus melepaskan rangga.Meski dia pencemburu dan mudah marah,dia tak pernah menyakitiku.Aku berharap Tuhan menjodohkan aku dengannya.Banyak yang bilang cinta itu buta,tapi inilah yang aku rasakan sa’at ini.Rasa yang membuatku lupa segalanya.Bahkan larangan orang tuapun tak kita perdulikan.Hingga aku hampir meninggalkan mimpi dan pendidikanku.Cinta memang telah menjadi tabir kebenaran.Cinta bisa membuatku melayang walau ku tak terbang,cinta bisa membuatku mati walau tak membunuh.Yah,,,aku tau aku telah jauh melangkah.Tapi aku takut,takut dalam menghadapi kenyata’an jika aku harus kehilangan rangga.

Fikirku terus beradu antara keyakinan dan ketidakyakinan.”Drrrrt…..drrrt,,,,” bunyi ponselku memaksaku menghentikan kegaduhan fikiranku.Kulirik layar ponselku,ada sebuah pesan pendek dari mas rangga.

“Ma’afkan aq Ay,,aq tdk tau apa yg hrs aku lkukn.aku gk bsa mnykti qm.Lnjutkn pndidiknmu.Aku kan sll mendo’aknmu..Smg kamu mndpt yg lbh baik drku..AMIN..’’

“Apa mksd mas?? Pa hrs kita akhri smuanya smpai dsni.apa hny ini blsn dr pngrbnanaku slma ini.Bknnya mas tlah brjnji akn mnjdikn q wnita trkhr dlm hdup mas dan mas jga berjnji akn mmperjuangkn cnt qt smpai ada restu.”Jariku cepat menekan tuts.Secepat detakkan jantungku yang terguncang

“bkn aq tak mau mnepati jnji.tp aq t tga jka Ay trus trlka krn cnt qt yg t drestui.Prcyalah ay pa pun kptusn ayh ay itu yg trbaik bwt ay.jgn kcwakn ortu dan aq ay.Aq hny mnta ay jgn mncri pcr dlu sblum ay skses.raihlah mmpi” ay.aq t kn prnh mlupkn ay.Pa yg ay rsakn aq jga rsakn ay.”Aku tak membalas pesan singkat mas rangga.Aku merasakan sesak dalam hatiku.Rasa sakit yang belum pernah aku rasakan.

“Ya ALLOh…hu Ya Robbi…Ya ALLOh…hu Ya robbi”Ponselku berdering keras.Sekeras rintihan hatiku,Ku picingkan mataku,terlihat ada panggilan masuk dari mas rangga.

“hiks…hiks,,,hiks..a-aa-da a-apa mas”suaraku terbata.Bibirku bergetar,aku seakan tak bisa berucap lagi.

“A-a-ay…aku pngen kita bertemu besok.tunggu aq jam 8 pagi y ay .. Hiks..hiks..”terdengar dari seberang suara mas rangga terbata.Dia menangis…aku mengerti dia juga merasakan apa yang aku rasakan.

“In-sya- A-lloh Mas…kita bicarakan semuanya besok y mas..ASSALAMUALAIKUM ..KLIk”ku matikan ponselku.Aku ingin menenangkan hatiku dulu. Aku merasa tak ada lagi yang bisa kulakukan, aku hanya diam dan meratapi apa yang telah terjadi. Dia yang membuatku berharap, dia pula yang menjatuhkan harapan itu. Dengan janji-janiji indahnya itu gadis SMA yang masih lugu ini merasa tertipu. Hingga membuatnya enggan mengenal cinta. Cinta yang indah namun juga menyakitkan. Entahlah apa sebenarnya cinta itu. Aku hanya ingin membuang rasa itu dari hatiku saat ini.

********

Berkali-kali mas Rangga mencoba menghubungi dan menemuiku, tapi aku tak menggubrisnya. Banyak temanku yang menyarankan agar aku konsentrasi dulu untuk UAN yang sudah didekat mata. Aku tak mau mengecewakan orang tuaku yang telah banyak berkorban untukku. Hingga sore itu kudengar kabar bahwa mas Rangga kecelakaan. Tak dapat kupungkiri bahwa hati di kecilku masih tersimpan rasa simpati untuknya. Namun aku benci saat ingat dia memberiku pilihan untuk menikah dengannya atau melanjutkan kuliah dan yang akhirnya dia sendiri yang memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan denganku, meski aku tau niatnya baik meninggalkanku hanya agar aku tetap melanjutkan pendidikan. Tapi aku benci jika aku mengingat manisnya janji-janji yang ia rangkai dan ia pula yang menghancurkannya. Aku ingin menjenguknya tapi itu tidak mungkin, aku tau orang tuaku pasti tidak mengizinkan. Bukan masalah social ekonomi namun karena aku masih terlalu muda untuk mengenal cinta, toh dalam islam gak ada yang namanya pacaran. Itulah yang selalu aku dengar dari ayah dan ibu tiap kali kutanya kenapa aku dilarang pacaran. Padahal banyak teman-temanku yang seusiaku diizinkan pacaran oleh kedua orang tuanya. Sore itu kuberanikan diri untuk berbicara kepada ibuku tentang apa yang terjadi dan niatku untuk menjenguk mas Rangga.

“nduk,,, tlf ayahmu tanyakan pada ayahmu.selama ini ibu sering menasehatimu tapi tak pernah kau dengarkan…”Ucapan ibu membuat lututku terasa bergetar. Tubuhku lemas, tanpa terasa air mata ini membasahi kedua pipiku. Hanya karena butannya aku terhadap cinta kaum adam, membuatku hampir menjadi anak durhaka. Tak pernah kudengarkan nasehat ibu kalau islam itu tak pernah mengajarkan pacaran. Aku merasa malu dengan jilbabku. Aku belum bisa menjadi wanita muslimah sejati. Kupeluk erat ibuku. Tubuhku bergunjang hebat, tapi ibu tetap membelai lembut rambutku yang terbalut jilbab panjang yang basah akan hujan air mata.

“Ma’afkan Rika Ibuuu,,,hiks,,hiks,,,”

“tlf ayahmu nduk,,mintalah ma’af juga pada ayahmu. Ayahmu diperantauan tak pernah berhenti memikirkan kita terutama kamu yang mulai beranjak dewasa.”aku hanya mampu menganggukkan kepala. Bibirku tak mampu untuk berkata. Hati ini terasa teramat sakit. Bergegas aku tlf ayah, aku minta maaf atas apa yang telah kuperbuat. Belum lagi nilai sekolahku yang turun karena kurang fokusnya fikiranku pada pelajaran. Tak ku dengar nada marah dari ayahku. Tuturnya masih begitu lembut seperti biasanya. Beliau hanya mengatakan bahwa wajar jika aku bersikap demikian karena salah itu manusiawi. Ayah hanya menasehatiku agar bisa belajar berfikir lebih dewasa lagi.

“nduuk,,,ayah jauh. Maafkan ayah yang tidak selalu bisa menemani dan memantau hari-harimu. Tapi satu hal yang ayah pinta jangan pernah menjauhkan dirimu dari ALLAH. Datanglah kepadaNYA dalam kondisi apapun. Saat kamu bahagia, susah, sedih maupun terhimpit berbagai persoalan dunia. Jangan pernah merasa lelah untuk selalu belajar agama. Seimbangkanlah hidupmu antara urusan dunia dan akhirat. Maka jika itu kamu lakukan kamu akan tau cinta yang bagaimana yang seharusnya untuk makhlukNYA dan cinta yang bagaimana yang untukNYA. Teruslah belajar mencintaiNYA melebihi apapun yang ada didunia ini.” Pesan ayah membuatku merasa malu. Selama ini aku hanya asyik dengan duniaku sendiri. Bahkan aku telah menduakan cintaNYA.”Ya Allah,,,ampuni aku. Kumohon bimbing aku untuk selalu mencintaiMU” rintih hati kecilku.

*****

Aku ambil air wudhu ku lantunkan ayat-ayatNYA.Yah,,aku tau aku terlalu tenggelam dalam cinta.Malam ini ku renungkan apa yang terjadi.Sekilas teringat pesan-pesan guruku dan orang tuaku dalam memori otakku.”ORANG YANG JATUH PASTI SAKIT,,termasuk jatuh cinta”itulah kata guru bahasa indonesiaku pada sela-sela jam pelajarannya.Aku juga teringat pesan guru bahasa arabku “Apabila apa yg kita cintai itu hilang pasti Alloh akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi”.Guru matematikaku juga bilang”Jadilah org yang dihrgai karena ilmu”.Beribu pesan yang terekam dalam memory otakku.Terdengar samar bisikkan ayahku sa’at akan mencari rizki ke negri sebrang”jika ayah pulang kelak ayah ingin melihat anak ayah menjadi sarjana,agar pengorbanan ayah ini tak sia-sia’.Teringat sekilas lambaian tangan ayah sa’at akan meninggalkan aku dan ibu untuk pergi berjuang.Berjuang menahan gejolak rindu yang teramat dalam diperantauan.Berjuang menahan kerasnya hidup hanya agar aku masih bisa mengenyam pendidikan. kaum adam hampir saja menghapus rasa cinta dan peduliku kepada ayah dan ibu.aku telah dibutakan cinta.Aku merasa kerdil dihadapanNYA.Karena aku belum bisa menyempurnakan cintaku padaNYA.Seharusnya aku mengamalkan apa yang pernah aku dapatkan,karena seharusnya cintaku kepada ALLOH melebihi cintaku kepada yang lain.Ya ALLOh ma’afkan aku ( jerit hati kecilku sembari kulantunkan ayat-ayat suciNYA).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar ❤ :