Sabtu, 19 Juli 2014

Kisah Sedih Dari Palestina

REPUBLIKA.CO.ID GAZA – Tepat pukul 13.00 waktu Jalur Gaza, Kamis (14/6) lalu, tentara Israel kembali menggusur rumah warga dan perkebunan milik petani Jalur Gaza di pemukiman Khuza'a, di wilayah Khan Yunis, Gaza Selatan.






Tiga puluh serdadu Israel dengan persenjataan lengkap mengendarai empat unit buldozer dan satu unit tank, merangsek masuk kampung Khuza'a. Wilayah Khuza'a ini hanya berjarak kurang dari satu kilometer dengan pagar kawat pembatas dan pos penjagaan tentara Israel.

Relawan MER-C Indonesia di Jalur Gaza, Abdillah Onim, mengungkapkan, Pasukan Israel tersebut merusak 20 pohon zaitun berusia 25 tahun yang terdapat di Khuza’a.

“Padahal, pohon-pohon itu merupakan mata pencaharian utama petani Jalur Gaza, yang menghasilkan minyak zaitun untuk mereka konsumsi. Pohon zaitun adalah penopang terakhir rakyat Gaza untuk bertahan hidup di tengah-tengah blokade,” tulis Abdillah dalam surat elektronik yang dikirimkan ke ROL, Sabtu (16/6) malam.

Tak hanya itu, buldozer tentara Israel juga menghancurkan peternakan lebah, dan merusak perkebunan sayur milik warga. “Tentara Israel pun membakar kebun gandum siap panen yang rencananya akan diolah sebagai roti sebagai makanan khas warga Jalur Gaza,” lanjut Abdillah.
Puas memorak-porandakan pepohonan dan perkebunan, buldozer Israel kemudian menghancurkan rumah warga Gaza yang baru dibangun sepekan lalu. Rumah milik Imsalam Al-Najjar dengan biaya pembangunan senilai 35 ribu dolar AS itu pun ambruk menyusur tanah.

Imsalam dapat membangun rumahnya setelah merogoh tabungan selama 10 tahun hasil penjualan sayur dan buah zaitun tersebut. Sebelum menggusur rumah, tentara Israel melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah rumah Imsalam, agar ia dan anak-anaknya keluar dan pergi meninggalkan rumah.

“Saat ini, kami tidak memiliki apa-apa lagi. Sedangkan suami saya berusia 60 tahun dan aktivitas sehari-harinya sebagai petani yang mengolah lahan ini. Semuanya habis digusur tentara Israel, sedangkan kami diblokade. Kami harus makan apa, harus tidur di mana? Tidak ada yang dapat membantu kami,” tutur Imsalam berlinang air mata.

Ia bahkan telah meminta bantuan kepada Bulan Sabit Internasional, akan tetapi mereka tidak berbuat apa-apa. “Mereka tidak dapat menghentikan serbuan tentara Israel yang hampir membunuh kami. Lihatlah bagaimana perbuatan penjajah Israel terhadap warga Palestina! Lihatlah zaitun yang sudah berbuah dan berusia 25 tahun, kami manfaatkan untuk membuat minyak zaitun untuk dimakan. Dari mana saya dapatkan kembali,” kata Imsalam.

Penggusuran dan pembakaran yang dilakukan oleh tentara Israel tersebut tidak menelan korban jiwa, akan tetapi kerugian materi diperkirakan mencapai 50 ribu dolar AS.

Narasumber : Abdillah onim (Relawan MER-C di Gaza)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar ❤ :